Hubungan Penerapan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kecemasan Pasien Halusinasi
Abstract
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan klien. Komunikasi terapeutik memberikan pengertian antara perawat dan klien dengan tujuan membantu klien memperjelas dan mengurangi beban pikiran serta diharapkan dapat menghilangkan kecemasan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi Hubungan Penerapan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kecemasan Pasien Halusinasi. Loaksi penelitian di klinik Marissa. Hasil penelitian menunjukkan dari 17 orang pasien halusinasi yang diberikan komunikasi terapeutik kategori baik, sebagian besar pasien tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak 15 responden (45,5%). Sedangkan dari 6 orang pasien halusinasi yang diberikan komunikasi terapeutik kategori kurang, sebagian besar pasien memiliki kecemasan yaitu sebanyak 4 orang (12,2%). Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p=0,002 (p<0.05), maka disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Penerapan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kecemasan Pasien Halusinasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arbani, F.A. (2015). Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo. Skripsi. Program S1- Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Asmadi.2010. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta. Salemba Medika
Burke, LeMone & Bauldoff, (2020). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa. Jakarta: EGC
Damayanti, M. (2008). Komunikasi Teraupetik Dalam Praktik Keperawatan. Bandung. PT. Refika Adama.
Hidayat, A. A. (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Khasanah, K., & Hidayati. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitas Sosial Mandiri Semarang. Journal nursing studies 1, 189-196.Diakses 24 Nopember 2022.
Kozier & Barbara. 2020. Fundamentals of Nursing: concepts, process, and practice.New Jersey: Berman Audrey.
Lumbantobing, 2010. Gangguan tidur. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2019). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Mulyani, S. (2018). Komunikasi dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien Terhadap Kecemasan Pre Bedah Mayor. Berita Kedokteran Masyarakat. 24. 151-155.
Nasir., Muhith., Sahidin., & Mubarak. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, (2017). Pendekatan penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjannah. (2017). Komunikasi Terapeutik (Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat). Yogyakarta: Mocomedia.
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Edisi 3. Jakarta, Salemba Medika.
Potter and Perry, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik. Volume 3. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Sembiring, I. M., & Munthe, N. B. G. (2019). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (Jkf), 1(2), 54–61. https://doi.org/10.35451/jkf.v1i2.170.
Struart & Sundeen, (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Suryani, (2015). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta, EGC
DOI: https://doi.org/10.51849/j-bikes.v4i2.72
Refbacks
- There are currently no refbacks.